Minggu, 19 September 2010

Proses Menuju Kesuksesan


Proses Menuju Kesuksesan
Seorang pemuda suatu hari bercita-cita menjadi seorang ahli pidato yang handal. Cita-citanya ini membuat ia menjadi sangat bersemangat dalam belajar. Meski ia bukan termasuk orang yang banyak menerima pendidikan formal, ia tetap rajin membaca buku-buku bermutu dan bertanya kepada orang yang dianggapnya lebih ahli. Ia juga sangat gemar berkunjung ke berbagai perpustakaan di kotanya untuk meminjam buku dan membacanya.
Cita-cita untuk menjadi ahli pidato handal juga membuatnya rajin mendengarkan pidato orang lain. Dikisahkan pada suatu malam ia pernah berjalan kaki sekitar 30 kilometer hanya untuk mendengarkan sebuah pidato. Saat tengah malam, dalam perjalanan pulang, ia menyusun kembali intisari pidato tadi. Intisati ini kemudian dijadikannya bahan untuk berlatih.
Untuk mengembangkan teknik dan daya tarik pidatonya, pemuda ini juga mengikuti sejumlah kursus dan seminar. Dia juga tekun dalam berlatih dan senantiasa berupaya memperbaiki kesalahan-kesalahannya. Bertahun- tahun kemudian ia menjadi seorang negarawan sekaligus ahli pidato yang terkenal. Tahukah Anda siapa orangnya? Ia adalah Abraham Lincoln, seorang presiden Amerika yang luar biasa dan namanya dikenang sepanjang masa.
Dari kisah sederhana ini, kita setidaknya bisa menarik beberapa pelajaran berharga. Pertama, kesuksesan bukanlah suatu kebetulan. Kita tidak bisa tiba-tiba bangun di pagi hari dengan keadaan yang tiba-tiba saja sesuai dengan cita-cita kita. Hidup bukanlah sebuah pertunjukan sulap! Emerson benar ketika berkata, “Masa depan adalah milik mereka yang mempersiapkan diri baginya.” Kita harus melakukan sesuatu untuk menggapai masa depan yang lebih baik.
Pelajaran kedua, kesuksesan membutuhkan sebuah proses. Sayangnya, banyak orang yang ingin menggapai kesuksesan namun tidak mau menjalani proses yang ada. Kehidupan modern yang serba instant terkadang membuat kita lupa bahwa segala sesuatu membutuhkan proses. Mana mungkin kita dapat menikmati buah durian yang lezat sehari setelah kita menanam bijinya? Bukankah kita harus memupuk, menyiram serta merawatnya dengan baik sehingga biji tersebut dapat tumbuh menjadi pohon dan berbuah lebat?
Orang bijak kerap mengatakan kalau sukses adalah sebuah perjalanan (success is a journey). Ibarat orang yang selalu bersemangat menaiki satu per satu anak tangga yang ada, kita harus bersedia melalui tahapan-tahapan tersebut dengan sabar.
Pelajaran ketiga yang dapat kita tarik dari kisah di atas adalah sukses membutuhkan perjuangan dan pengorbanan. Pepatah mengatakan, tidak ada kesuksesan tanpa pengorbanan. Itu tepat! Tetapi, berapa banyak dari kita yang sungguh menerapkan prinsip ini dalam hidup kita?
Pengorbanan itu bisa saja berupa waktu, uang, tenaga, perasaan, dan sebagainya. Orang-orang sukses senantiasa mengisi waktu mereka dengan kegiatan yang semakin mendekatkan mereka kepada impian mereka. Sementara teman-teman Lincoln sedang asyik bermain atau pacaran, ia telah larut dalam kegiatan latihan, mengikuti kursus berpidato atau membaca buku-buku bermutu.
Dalam berbagai kesempatan saya sering mengatakan, jika Anda mau melakukan apa yang tidak mau dilakukan orang lain, tentu Anda bisa memperoleh apa yang tidak diperoleh orang lain. Orang-orang sukses bukanlah manusia super. Mereka hanyalah orang yang mau melakukan sesuatu sementara orang lain menolaknya.
Orang-orang sukses juga berkorban dalam hal keuangan. Sementara para pemuda sebaya Lincoln menghabiskan uang untuk berfoya-foya, Lincoln memanfaatkan dananya yang terbatas itu untuk membeli buku dan mengikuti kursus berpidato. Ia sepenuhnya sadar kalau uang dikeluarkannya adalah sebuah investasi demi membangun masa depannya.
Pengorbanan lain misalnya adalah dalam hal tenaga. Ada orang yang menghabiskan energinya hanya untuk melakukan aktivitas yang sesungguhnya tidak berguna, seperti melamun atau bermalas-malasan. Itulah sebabnya Lincoln pernah berkata, “Things may come to those who wait, but only the things left by those who hustle.” Ya, banyak hal yang bisa didapatkan oleh mereka yang kerjanya hanya menunggu, namun hal-hal yang disisakan oleh mereka yang giat dalam bekerja.
Orang-orang sukses juga kerap harus berkorban dalam hal perasaan. Mereka kerap harus kuat, tabah dan tahan mental menghadapi cercaan dan penghinaan, termasuk dari orang-orang yang dekat dengan mereka. Terkadang mungkin akan timbul rasa malu ketika bertemu dengan rekan- rekan sebaya mereka yang sudah lebih dulu berhasil, namun rasa malu itu tidak menyurutkan langkah mereka untuk terus berjuang. Mereka senantiasa berpegang teguh pada harapan akan masa depan yang lebih baik.
Perkenankanlah saya menutup jumpa kita dengan sebuah pesan dari hati saya yang paling dalam. Kehidupan adalah sebuah sarana yang disediakan Tuhan bagi Anda dan saya untuk meraih sesuatu yang berguna bagi diri kita dan sesama serta terlebih-lebih untuk memuliakan nama-Nya di muka bumi ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar